PENGARUH
SITUASI KONSUMEN
Pengaruh situasional dalam konsumen adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada saat aktifitas konsumen, sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti : melibatkan waktu dan tempat dimana aktifitas konsumen terjadi, mempengaruhi tindakan konsumen seperti perilaku pembelian, dan tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang. Situasi konsumen relatif merupakan kejadian jangka pendek dan harus dibedakan dengan lingkungan makro atau faktor-faktor personal yang memiliki jangka waktu lama .
Jenis-jenis Situasi Konsumen
Tipe Keterlibatan
1. Situational
Involvement
Terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara
dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan. Misalnya keputusan mengambil
pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk pekerjaan.
2. Enduring
Involvement
Terus menerus dan lebih permanen umumnya terjadi
karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk, walaupun
pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju.
Tipe Situasi Konsumen
1. Situasi
Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan
dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg
dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi. Konsumen mungkin memperoleh
informasi melalui :
·
Komunikasi lisan dengan teman, kerabat, tenaga
penjual, atau wiraniaga.
·
Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio,
internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb.
·
Informasi diperoleh langsung dari toko melalui
promosi.
2. Situasi
Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana
yang dialami / dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi
pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal: ketika konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tersebut mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Misal: ketika konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tersebut mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Tiga Tipe Situasi Pembelian
·
Straight Rebuy : pembelian
dilakukan secara teratur seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, tanpa
modifikasi.
·
Modified Rebuy : pembelian
dengan melakukan modifikasi (perubahan) spesifikasi produk, harga persyaratan
pengantaran dan syarat-syarat lainnya.
·
New Task : pembelia
membeli produk jasa untuk pertama kali. Di sini dibutuhkan lebih banyak
informasi, lebih banyak orang terlibat dan waktu yang lebih panjang untuk
membuat keputusan.
3. Situasi
Pemakaian
Misal: konsumen muslim sering memakai kopiah dan
pakaian takwa pada saat shalat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai
kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan
untuk pergi bekerja. Para produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian
dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk
digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke
pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan
berolahraga.
Tipe-tipe Perilaku Konsumen
Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael, seperti dikutip Kotler (2000) membedakan 4 tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkatan keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara merek.
1)
Perilaku membeli yang rumit
Perilaku membeli yang rumit membutuhkan
keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari
perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku membeli
ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli,
beresiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, tv, pakaian ,
jam tangan, computer pribadi, dll.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut penting lainnya.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategi untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan dan atribut penting lainnya.
2)
Perilaku membeli untuk mengurangi
ketidakcocokan
Perilaku membeli semacam ini meliputi
keterlibatan yang tinggi pada konsumen menyadari hanya terdapat sedikit
perbedaan di antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk
pembelian produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan membeli
secara relative cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Contoh : karpet,
keramik, pipa, dll. Pembeli biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang
memberikan kenyamanan.
3)
Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdaasarkan
kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena
merek produk, tetapi karena mereka telah mengenal produk tersebut. Setelah
membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk
tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya
terjadi pada produk seperti gula, garam, air mineral, dll.
4)
Perilaku membeli yang mencari keragaman
Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat
perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari
keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan
suatu yang mutlak. Sebagai market leader, pemasar dapat melakukan strategi
seperti menjaga agar jangan sampai kehabisan stok atau dengan promosi-promosi
yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya. Karena sekali kehabisan stok,
konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menwarkan
barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sample dan iklan yang mengajak
konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Ini jelas dicermati dengan baik.
Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga
murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.Interaksi Individu dengan Situasi
Memahami serta menganalisis pengaruh situasi dalam proses pembelian barang , banyak dan konsumen yang di pengaruhi oleh variasi dari situasi lain yang sesuai dengan keadaan mereka saat itu. Belum tentu saat orang lain menggunakan produk A saat ia berjemur di pantai tapi bisa saja orang lain menggunakan produk A sebagai lotion untuk ke kantor atau kemanapun ia pergi tidak harus saat berjemur saja. Jadi penggunaan produk tertentu tidak hanya pada satu situasi saja tapi bisa untuk situasi lain untuk orang lain.
Pengaruh Situasi yang Tidak Terduga
Bagaimana seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian, yang tadinya dia tidak mau embeli barang tapi karena suatu hal jadi membeli barang tersebut. Contoh : saat jalan ke pusat perbelanjaan, ayah melihat ingin membeli baju baru padahal awalnya mereka ke pusat perbelanjaan hanya untuk belanja bulanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar