IR
SOEKARNO
Ir. Soekarno1 (6 Juni 1901-21 Juni 1970) adalah
Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Ia memainkan
peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia
adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama
dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Bung Karno
juga adalah dwi tunggal bersama Muhammad Hatta ( Bung Hatta).
Tidak ada yang menyangkal bahwa Bung Karno adalah tokoh besar (bahkan paling besar) di Negara Indonesia, bahkan hingga sekarang walaupun Ia telah meninggal beberapa puluh tahun yang lalu. Bahkan sampai sekarang, ajaran-ajarannya juga masih dipakai oleh beberapa kalangan.
Tidak ada juga yang menyangkal bahwa Ir Soekarno juga memainkan peran yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tanpa mengabaikan peran para pejuang kemerdekaan yang lain. Tapi Soekarno tetaplah yang terbesar diantara semua (menurut hemat kami).
Dari awal Jiwa kepemimpinan Soekarno sudah terlihat dalam membela nasib bangsanya yang terjajah oleh Belanda. Kemampuan oratornya bahkan mengguncang seluruh pendengar dan mampu membuat Belanda ketar-ketir ketika orasinya mampu memancarkan semangat nasionalisme banyak rakyat Indonesia yang mendengarkan pidato-pidatonya.
Tidak ada yang menyangkal bahwa Bung Karno adalah tokoh besar (bahkan paling besar) di Negara Indonesia, bahkan hingga sekarang walaupun Ia telah meninggal beberapa puluh tahun yang lalu. Bahkan sampai sekarang, ajaran-ajarannya juga masih dipakai oleh beberapa kalangan.
Tidak ada juga yang menyangkal bahwa Ir Soekarno juga memainkan peran yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tanpa mengabaikan peran para pejuang kemerdekaan yang lain. Tapi Soekarno tetaplah yang terbesar diantara semua (menurut hemat kami).
Dari awal Jiwa kepemimpinan Soekarno sudah terlihat dalam membela nasib bangsanya yang terjajah oleh Belanda. Kemampuan oratornya bahkan mengguncang seluruh pendengar dan mampu membuat Belanda ketar-ketir ketika orasinya mampu memancarkan semangat nasionalisme banyak rakyat Indonesia yang mendengarkan pidato-pidatonya.
Tidak ada juga yang menyangkal bahwa Ir Soekarno adalah peletak dasar negara ini. Banyak tokoh mengakuinya. Tapi manusia tetaplah makhluk yang juga penuh kekurangan. Tentu saja Bung Karno juga punya kekurangan sebagai pribadi manusia. Kedekatannya dengan paham kiri, ikut mengantarkan negara ini pada pergolakan yang akhirnya mengakibatkan terjadinya G30SPKI. Karena G30SPKI ini juga kedudukannya sebagai Presiden RI.
SOEHARTO
Soeharto Lahir tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama
Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan
sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.
Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.
Presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10
WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi
penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87
tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah
Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.
B.J
Habibi
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin
Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau
merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil
Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri
Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu
Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka
MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke
Indonesia.
Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN - 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.
Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :
* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia
Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN - 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
· Helikopter BO-105.
· Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
· Beberapa proyek rudal dan satelit.
Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :
* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia
GUSDUR
KH Abdurrahman Wahid dikenal sebagai tokoh yang
memiliki banyak julukan. Beliau adalah seorang kiai dan tokoh Nahdlatul Ulama
(NU). Beliau juga seorang politisi. Beliau juga sering disebut sebagai guru bangs.
GusDur lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September
1940. Beliau beristrikan Sinta Nuriyah dan memiliki empat anak perempuan. Salah
satu anak perempuannya, Siti Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny mengikuti
langkah Gus Dur sebagai politisi.
Sepak terjang Gus Dur di Indonesia mendominasi
pemberitaan pers sejak dulu. Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU dalam Muktamar NU
Tahun 1984. Lantas Gus Dur terpilih kembali untuk kedua kalinya dalam Muktamar
NU pada Tahun 1989 sebagai Ketua Umum PBNU periode 1989-1994. Pada Muktamar NU
1994, Gus Dur kembali terpilih sebagai Ketua Umum organisasi muslim terbesar di
Indonesia hingga Tahun 1999.
Dalam riwayat pendidikan, Gus Dur pernah belajar di
Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. Beliau pergi ke Mesir pada bulan November
Tahun 1963. PadaTahun 1966 Gus Dur pindah ke Universitas Baghdad. Gus Dur
menyelesaikan pendidikannya di Universitas Bagdhad pada Tahun 1970. Gus Dur
juga pernah belajar di Universitas Leiden, Belanda. Dari Belanda Gus Dur pergi
ke Jerman dan Perancis sebelum kembali ke Indonesia Tahun 1971.
Karir Beliau:
- Ketua Umum Nahdatul Ulama (1984-1999).
- Ketua Forum Demokrasi (1990).
- Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Sedunia (1994).
- Anggota MPR (1999).
- Presiden Republik Indonesia (20 Oktober 1999-23 Juli 2001).
MEGAWATI
Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri
(lahir di Yogyakarta , 23 Januari 1947; umur 62 tahun) adalah Presiden Indonesia
dari 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita pertama dan
presiden kelima di Indonesia. Namanya cukup dikenal dengan Megawati Soekarnoputri. Pada 20
September 2004, ia kalah dalam tahap kedua pemilu presiden 2004. Ia menjadi presiden
setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR
diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid yang membekukan
lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya
dari tahun 1999-2001, ia adalah Wakil Presiden.
Megawati adalah anak kedua
Presiden Soekarno yang telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945. Ibunya Fatmawati kelahiran Bengkulu di mana Sukarno dahulu
diasingkan pada masa penjajahan belanda. Megawati dibesarkan dalam suasana
kemewahan di Istana Merdeka.
Dia pernah menuntut ilmu di Universitas
Padjadjaran di Bandung (tidak sampai lulus) dalam bidang pertanian, selain juga
pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (tetapi
tidak sampai lulus).
Karir politik Mega yang penuh liku seakan sejalan
dengan garis kehidupan rumah tangganya yang pernah mengalami kegagalan. Suami
pertamanya, seorang pilot AURI, tewas dalam kecelakaan pesawat di laut sekitar Biak,
Irian Jaya. Waktu itu usia Mega masih awal dua puluhan dengan dua anak yang
masih kecil. Namun, ia menjalin kasih kembali dengan seorang pria asal Mesir,
tetapi pernikahannya tak berlangsung lama. Kebahagiaan dan kedamaian hidup
rumah tangganya baru dirasakan setelah ia menikah dengan Moh. Taufiq Kiemas,
rekannya sesama aktivis di GMNI dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak
PDIP.
SBY
Susilo Bambang Yudhoyono, akrab dipanggil Pak SBY, adalah
presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden
pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden
putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa
SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama
Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi
Wibowo.
Pensiunan
jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan
Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan
Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes
Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono
(mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000
dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono
(lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu
ekonomi).
SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Namun
kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama
(PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau
mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di
Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY
satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo
Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat
menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan
menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.
Sepulang
dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330
Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif
Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad
(1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes
TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun
1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort
Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd
Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare
School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984,
serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan
Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
Lalu beliau
dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat
Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan
Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad
1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di
Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah
pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima
ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi
(Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).
Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Sementara,
langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk
pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid.Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan
posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam.
Pada tanggal 10 Agustus 2001, presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi
pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam.
Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik
yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya,
pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang
berpasangan dengan Jusuf Kalla
meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas
60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI
ke-6.
Setelah masa jabatan beliau berakhir, Pak SBY terpilih kembali menduduki jabatan Presiden
Setelah masa jabatan beliau berakhir, Pak SBY terpilih kembali menduduki jabatan Presiden
RI untuk
kedua kalinya pada 2009-2014.
Sumber:
http://yudhim.blogspot.com/2008/08/profile-soeharto.htmlhttp://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-bj-habibie.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar